Laman

It's Me

It's Me
Lovely

Kamis, 11 Juli 2013

Jurnal Ujian SPK- Sistem Penunjang Keputusan Pembelian Motor Yamaha



Jurnal  Ujian SPK- Sistem Penunjang Keputusan Pembelian Motor Yamaha
STMIK ATMA LUHUR PANGKALPNANG 11 Juli 2013

 

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR YAMAHA DENGAN METODE AHP MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

                                                            RIA ANGELINA RIMANG

1)  Sistem Informasi STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
Jl. Jend. Sudirman Selindung Lama Pangkalpinang Kepulauan Babel
email : queenlrangel@yahoo.co.id


Abstract
Decision Support System is designed to support all phases of the decision making ranging from identifying the problem, selecting relevant data and determine the approach that is used in the decision making process to evaluate the selection of alternatives, which is supported by the software Expert Choice 2000.The method used in the selection of research SPK motorcycle using Analytical Hierarchy Process (AHP) due to a complex problem can easily be simplified so as to accelerate the decision making process by way of preparation of the hierarchy, providing a comparison value of each criterion to determine the appropriate criteria. Decision support system designed motorcycle selection using the AHP method can be used for all processes while determining selection criteria can change in accordance with the interests of consumers.

Keywords  : DSS, Selection Of Motorcycles, Analytical Hierarchy Process Method, Expert Choice 2000


1.    Pendahuluan
Saat ini penjualan sepeda motor Yamaha terus meningkat dari waktu ke waktu, semua itu terdorong karena mudahnya mendapatkan kredit sepeda motor Yamaha. Sekarang ini banyak sekali pabrikan sepeda motor Yamaha yang mengeluarkan produk dengan varian yang bermacam-macam sehingga kadang membuat pengguna menjadi kesulitan dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal itu menyebabkan konsumen harus lebih selektif dalam menentukan pilihan mereka. Sehubungan dengan hal diatas, maka dirancanglah sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan sepeda motor Yamaha agar pengguna dapat menentukan pilihan sepeda motor Yamaha dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) sebagai model analisis uji komparasi dan software Expert Choice 2000 untuk semua proses pemilihan.
2. Tinjauan Pustaka
2.1   Sistem
Sistem adalah sebuah tatanan atau keterpaduan yang terdiri dari sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi atau tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama – sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses atau pekerjaan tertentu. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama


membentuk satu kesatuan. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat–sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen–komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). Komponen–komponen sistem atau elemen–elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian–bagian dari sistem (Jogiyanto, 1999).

2.2   Sistem Penunjang Keputusan
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan (Turban, 2005).

Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Kusrini, 2007).

Beberapa karakteristik yang membedakan Sistem Pendukung Keputusan dengan sistem informasi lainnya
menurut (Daihani,2001) yaitu:

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur.

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan model-model analisis dengan teknik pemasukan dan konvensional secara fungsi-fungsi pencarian informasi.

3. Sistem Pendukung Keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoprasisan komputer yang tinggi. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan biasanya model interaktif.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Sehingga mudah disesuaikan dengan beragai perubahan lingkungan yang terjadi pada kebutuhan pemakai.

2.2    Analytical Hierarchy Process (AHP)
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan awal tahun 1970-an oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg. Analisis ini ditujukan untuk membuat suatu model permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan untuk masalah yang terukur (kuantitatif), masalah yang memerlukan pendapat (judgement) maupun pada situasi yang kompleks atau tidak terkerangka, pada situasi dimana data statistic sangat minim atau tidak ada sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang didasari oleh persepsi, pengalaman atau intuisi.

Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “expert” sebagai input utamanya. Kriteria “expert” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut.

Analytic Hierarchy Proces (AHP) adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utamanya adalah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan kedalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan dalam beberapa sub tujuan yang lebih terperinci yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud dalam tujuan pertama. Penjabaran ini dapat dilakukan terus sehingga akhirnya diperoleh tujuan yang bersifat operasional. Dan pada hirarki terendah inilah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif, yang merupakan ukuran dari pencapaian tujuan utama, dan pada hirarki terendah ini dapat ditetapkan dalam satuan apa kriteria diukur (Suryadi dan Ramdhani, 2002). Struktur hirarki AHP dapat dilihat pada gambar 1.
 
Gambar 1. Struktur Hierarki AHP


2.3    Dasar – dasar AHP
Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah : decomposition,comparative judgment, synthesis of priority, dan logicalconsistency.

1.  Dekomposisi
      Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru. Struktur hierarki AHP dapat dilihat pada Gambar  2 .
 
Gambar 2 : Struktur Hierarki AHP
2    Penilaian Komparasi (Comparative Judgement).
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan (Pairwise Comparasion).

3    Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority).
      Dari setiap matriks pairwise comparison akan didapatkan prioritas lokal. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk menentukan prioritas global harus dilakukan sintesis di antara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hierarki.

Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 : Skala Penilaian Perbandingan


Intensitas Kepentingan
Keterangan
1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan  yang berdekatan

















4.   Konsistensi Logis (Logical Consistency)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keseragaman dan elevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.3 Penyelesaian AHP dengan aplikasi Expert Choice 2000
Expert Choice 2000 merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk perhitungan pemecahan persoalan dengan AHP sebagai expert choice. Pada penelitian ini, digunakan analisis dengan perhitungan aplikasi Expert Choice 2000. Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk membuktikan aplikasi Expert choice yang sudah teruji kehandalannya.
3. Metode Penelitian
Sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut :

a.   Menentukan penentuan sepeda motor Yamaha dengan kriteria-kriterianya adalah Dimensi, Mesin, Rangka dan Kelisterikan Pabrikan sepeda motor Yamaha adalah Jupiter MX, Soul Leader, Mio GT.

b. Menentukan jenis-jenis kriteria yang akan menjadi persyaratan pemilihan sepeda motor Yamaha dan menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.

c.   Melakukan wawancara dengan sejumlah pakar yang mengetahui tentang motor Yamaha  Kemudian hasil wawancara dengan pakar dijadikan data yang selanjutnya diolah dengan menggunakan pendekatan proses hierarki analitis (AHP) untuk mendapatkan hasil berupa langkah-langkah strategis yang harus dilakukan pada penerapanhasil keputusan. Keputusan yang diperoleh segera ditindaklanjuti berupa tindakan atau dapat pula dikaji ulang bila ternyata  diperoleh informasi baru yang mempengaruhi hasil untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga akan diperoleh keputusan yang baru.


Contoh Kasus :

Sintia berulang tahun yang ke-17, Kedua orang tuanya janji untuk membelikan sepeda motor sesuai yang di inginkan Sintia. Sintia memiliki pilihan yaitu motor Yamaha yang terdiri dari Jupiter MX, Soul Leader dan Mio GT . Sintia memiliki kriteria dalam pemilihan sepeda motor yang nantinya akan dia beli yaitu : sepeda motornya harus memiliki Dimensi, Mesin, Rangka dan Kelistrikan yang sesuai.



Sesuai kebutuhan dan keinginannya Sintia harus melakukan pembelian pada motor Yamaha karena motor Yamaha terdiri dari berbagai pilihan merk dan kualitas maka Sintia harus memikirkan motor Yamaha dengan merk dan kulitas apa yang diinginkan supaya produk yang di beli itu memuaskan dan penggunaanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Jadi, hal utama yang dilakukan Dani adalah mencari informasi tentang motor Yamaha yang memiliki kualitas yang bagus juga. Teknologi yang sudah semakin canggih bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi mengenai sebuah produk yang kita inginkan yaitu melalui internet, bisa juga melalui media cetak dan media elektronik lainnya. Informasi mengenai suatu produk juga bisa didapatkan melalui pengalaman orang-orang di sekitar.



Mengapa Sintia lebih memilih Yamaha dibandingkan Honda, Suzuki atau sebagainya? Karena motor Yamaha banyak peminatnya dan mudah dalam perawatannya. Keunggulan motor yang di inginkan Sintia adalah memiliki Dimensi, Mesin, Rangka dan Kelistrikan yang sesuai. Dan Sintia memiliki tiga pilihan alternatifnya yaitu: Jupiter MX, Soul Leader dan Mio GT .



Dan Sintia pun akhirnya memilih motor Yamaha MIO GT Karena sesuai dengan kriteria yang diingikannya. Dani pun menjalankan sebuah proses pembelian motor Yamaha dalam pencarian barang yang menjadi keinginannya.

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap konsumen pengguna motor Yamaha, maka didapat 4 kriteria dan 3 alternatif yang digunakan dalam proses pembelian/pemilihan motor Yamaha.

1.     Kriteria tersebut antara lain Dimensi, Mesin, Rangka dan Kelisterikan.

2.     Alternatif tersebut antara lain Jupiter MX, Soul Leader dan Mio GT.



4.1 Struktur AHP untuk pembelian/pemilihan motor Yamaha. Struktur AHP yang didesain bisa dilihat pada gambar 3 dibawah ini. 
 
Gambar 3 : Struktur Hierarki Pembelian Motor Yamaha


4.2 Adapun hasil dari implementasi dengan software Expert Choice yaitu :

Gambar 4 : Kriteria manfaat yang harus dipertimbangkan dalam pembelian motor Yamaha beserta nilai bobotnya

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu kriteria mesin dengan nilai bobot 0,412 atau sebanding dengan 41,2% dari total kriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah Rangka dengan nilai bobot 0,230 atau sebanding dengan 23,0% dari total kriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah kelistrikan dengan nilai bobot 0,229 atau sebanding dengan 22,9% dari total kriteria. Peringkat prioritas yang terakhir adalah dimensi dengan nilai bobot 0,129 atau sebanding dengan 12,9% dari total kriteria.

 
Gambar 5 : Nilai bobot prioritas subkriteria berdasarkan pembelian motor Yamaha  kriteria Dimensi

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwaprioritas utama atau tertinggi yaitu subkriteria kapasitas tengki bensin dengan nilai bobot 0,530 atau sebanding dengan 53,0% dari total subkriteria. Peringkat prioritas subkriteria yang terakhir adalah tinggi tempat duduk dengan nilai bobot 0,470 atau sebanding dengan 47,0% dari total subkriteria.

 
Gambar 6 : Nilai bobot prioritas subkriteria berdasarkan pembelian motor Yamaha  kriteria Mesin

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu subkriteria sistem bahan bakar dengan nilai bobot 0,275 atau sebanding dengan 27,5% dari total subkriteria. Peringkat prioritas subkriteria berikutnya adalah sistem pelumas dengan nilai bobot 0,229 atau sebanding dengan 22,9% dari total subkriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah tipe transmisi dengan nilai bobot 0,195 atau sebanding dengan 19,5% dari total subkriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah tipe kopling dengan nilai bobot 0,188 atau sebanding dengan 18,8% dari total subkriteria Peringkat prioritas yang terakhir adalah kapasitas oli mesin dengan nilai bobot 0,113 atau sebanding dengan 11,3% dari total subkriteria.

 
Gambar 7 : Nilai bobot prioritas subkriteria berdasarkan pembelian motor Yamaha  kriteria Rangka
Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu subkriteria suspensi depan dengan nilai bobot 0,194 atau sebanding dengan 19,4% dari total subkriteria. Peringkat prioritas subkriteria berikutnya adalah rem depan dengan nilai bobot 0,145 atau sebanding dengan 14,5% dari total subkriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah suspensi belakang dengan nilai bobot 0,140 atau sebanding dengan 14,0% dari total subkriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah tipe rangka dengan nilai bobot 0,137 atau sebanding dengan 13,7% dari total subkriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah ban depan dengan nilai bobot 0,136 atau sebanding dengan 13,6% dari total subkriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah ban belakang dengan nilai bobot 0,134 atau sebanding dengan 13,4% dari total subkriteria. Peringkat prioritas yang terakhir adalah rem belakang dengan nilai bobot 0,113 atau sebanding dengan 11,3% dari total subkriteria.

 
Gambar 8 : Nilai bobot prioritas subkriteria berdasarkan pembelian motor Yamaha  kriteria Kelisterikan

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu subkriteria tipe busi dengan nilai bobot 0,777 atau sebanding dengan 77,7% dari total subkriteria. Peringkat prioritas subkriteria yang terakhir adalah battery dengan nilai bobot 0,223 atau sebanding dengan 22,3% dari total subkriteria.

 
Gambar 9 : Nilai Bobot Global Prioritas Alternatif Strategis Berdasarkan Pembelian Motor Yamaha

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif Mio GT dengan nilai bobot 0,397 atau sebanding dengan 39,7% dari total alternatif. Peringkat prioritas alternatif berikutnya adalah Jupiter MX dengan nilai bobot 0,368 atau sebanding dengan 36,8% dari total alternatif. Peringkat prioritas alternatif  yang terakhir adalah Soul Leader dengan nilai bobot 0,235 atau sebanding dengan 23,5% dari total alternatif yang ditetapkan.

5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Pembelian/pemilihan motor Yamaha dengan menggunakan aplikasi AHP dapat memudahkan Sintia untuk memilih sepeda motor sesuai yang di inginkannya.  Dari hasil penelitian dengan menggunakan software Expert Choice 2000 dapat disimpulkan bahwa motor Yamaha Mio GT menjadi solusi/pilihan terbaik dari ketiga alternatif yang disajikan.

5.2 Saran
1.   Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan menggunakan metode analytic hierarchy process sebaiknya harus dilakukan kepada responden yang expert terhadap masalah yang dihadapi, supaya menghasilkan nilai kekonsistenan yang valid.
2.   Sistem ini dapat dikembangkan dengan menjadikan pembentukan hirarki yang dinamis.
Daftar Pustaka
[1]     Daihani, U.D, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media Komputindo, Jakarta
[2]     Expert Choice inc Pennsyil Vania, 1992, Version 8.0 User Manual
[3]     Jogiyanto, H.M, 1999, Sistem Informasi, PT. Wahana Komputer, Semarang.
[4]     Kadarsah,S., Ramdhani,A., 2002, Sistem Pendukung Keputusan , Rosda, Bandung.
[5]     Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarta
[6]     Saaty, T.L., 1980, The Analytic Hierarchy Process,McGraw-Hill, New York.
[7]  Turban, Efraim. 2005. Decission Support Systems and Intelligent Systems, Jilid 2. Penerbit ANDI, Yogyakarta
[8]     http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_Hierarchy_Process diakses 3 Juli  2013
[9]     http://www.syaifullah08.wordpress.com diakses 3 Juli 2013
[10]  http://www.pwktech.info/?page_id=389  diakses 4 juli 2013



















1 komentar:

  1. Olah Data (Analytic Hierarchi Process/AHP) Dengan Expert Choice 11
    WhatsApp : +6285227746673
    PIN BB : D04EBECB
    IG : @olahdatasemarang
    Website : http://biro-jasa-spss.blogspot.co.id
    Terdaftar Di Google Map Dengan Nama Olah Data Semarang

    BalasHapus